Melihat Ritual Panjamasan Pusaka Peninggalan Bersejarah Di Terate Udik Kota Cilegon

Oleh: Langit Cilegon
63 views
A+A-
Reset

Kota Cilegon, (LC)- Sejumlah pusaka dan naskah kuno peninggalan Kesultanan Banten yang berada di Lingkungan Terate Udik, Kota Cilegon, menjalani prosesi panjamasan (penyucian) dan pembersihan, Selasa, 26 Agustus 2025.

Peninggalan bersejarah tersebut adalah keris, tombak, pedang, golok, guci, keramik kuno, naskah atau kitab kuno, serta bambu unik berbentuk angka delapan.

Ritual panjamasan ini dilakukan oleh Tim Kebendaan Dewan Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC) bekerja sama dengan sejumlah Kasepuhan Terate Udik.

Acara dimulai dengan ziarah ke Makam Ki Lurah Ro’uf Jayalaksana, dilanjutkan dengan doa bersama dan prosesi penyucian pusaka.

Kemudian diikuti oleh pembersihan naskah-naskah kuno yang disimpan oleh masyarakat setempat. Proses pembersihan dilakukan menggunakan tata cara tradisional sesuai adat yang berlaku.

Menurut pendataan Tim Kebendaan DKKC, sejumlah pusaka yang ditemukan diperkirakan berasal dari masa Kesultanan Banten.

Warga Terate Udik menyambut kegiatan ini dengan antusias, bahkan turut serta secara gotong royong. Salah satu tokoh masyarakat setempat, Haerulloh, mengatakan pentingnya melestarikan tradisi ini untuk generasi mendatang.

“Anak-anak kita perlu mengenal pusaka dan naskah kuno agar tidak tercerabut dari akar budaya. Apalagi momen di bulan mulud ini,” ujarnya.

Haerulloh menambahkan, di kompleks Makam Ki Jayalaksana juga terdapat makam Nyi Mas Bernok, yang dikenal sebagai ibunda dari Tubagus Buang.

Serta bangunan gerobak lengek yang dijadikan tempat penyimpanan berbagai benda peninggalan sejarah.

“Kami dari generasi muda, hanya merawat dan melestarikan peninggalan sejarah yang sarat makna ini,supaya dapat terawatt dengan rapih,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Tim Kebendaan DKKC, Saiful Iskandar, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal dalam pelestarian warisan budaya serta penguatan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat.

“Panjamasan pusaka dan pembersihan naskah kuno ini menjadi simbol penghormatan kepada leluhur, sekaligus bentuk tanggung jawab kita untuk menjaga kelestarian sejarah. Naskah dan pusaka adalah saksi perjalanan kebudayaan kita,” ungkapnya. (Cahya-Red)***

REKOMENDASI BERITA

TINGGALKAN KOMENTAR